Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Berkat limpahan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok membuat makalah pengantar
bisnis. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing, yang telah membantu
kami dalam penyusunan tugas kelompok kami ini.
Kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan agar para pembaca dapat memahami konsep
dari “Manajemen yang Efektif”.Dalam penyusunan tugas makalah ini, penulis telah
menghadapi berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun
dari luar. Untuk itu penulis menghaturkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharap kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang mendukung, agar kami bisa memperbaiki
kesalahan kami.
Jombang,
17 Desember 2012
Penulis
Daftar
Isi
Halaman
Judul..................................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar
Isi.........................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan
masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan
penulisan.............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Tingkatan-tingkatan
Manajemen......................................................................................3
2.2
Fungsi-fungsi
Manajer.....................................................................................................4
2.2.1
Perencanaan..........................................................................................................4
2.2.2 Pengorganisasian...................................................................................................6
2.2.3 Kepemimpinan......................................................................................................6
2.2.4 Pengendalian.........................................................................................................7
2.2.5 Integrasi Fungsi-fungsi
Manajemen........................................................................7
2.2.6 Menggunakan Teknologi dan Piranti Lunak
untuk Meningkatkan Fungsi-fungsi Manajemen......................................................................................................................8
2.2.7 Piranti Lunak untuk Meningkatkan
Fungsi Manajemen...........................................8
2.3
Keahlian Manajerial........................................................................................................9
2.3.1 Keahlian Konseptual..............................................................................................9
2.3.2 Keahlian
Interpersonal..........................................................................................10
2.3.3 Keahlian Teknis....................................................................................................10
2.3.4 Keahlian Mengambil Keputusan............................................................................11
2.4
Bagaimana Manajer Mengelola
Waktu...........................................................................11
2.4.1 Menyusun Prioritas dengan
Tepat..........................................................................12
2.4.2 Menjadwalkan Interval Waktu yang
Panjang untuk Pekerjaan-pekerjaan Penting............................................................................................................................12
2.4.3 Meminimalisasi
Gangguan......................................................................................12
2.4.4 Membuat Tujuan Jangka Pendek...........................................................................12
2.4.5 Mendelegasikan Sebagian Pekerjaan
kepada Karyawan........................................13
BAB III : PENUTUP
3.1
Simpulan........................................................................................................................14
Daftar Pustaka.................................................................................................................................16
Lampiran.........................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam makalah ini akan
menjelaskan mengenai manajemen yang efektif. Unsur-unsur tersebut adalah mengetahui keahlian-keahlian yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Manajemen yang efektif menuntut
tanggung jawab pekerjaan diberikan secara tepat dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi memungkinkan dilakukannya pengendalian atas setiap
pemberian pekerjaan sehingga seluruh jenis tugas dapat diawasi. Struktur
organisasi juga mencoba untuk memastikan masukan karyawan terhadap berbagai
jenis pekerjaan dengan memberikan tambahan tanggung jawab kepada karyawan
tersebut.
Manajemen yang efektif
juga mensyaratkan adanya proses produksi yang efisien, yang antara lain
melibatkan pemilihan lokasi pabrik serta desain dan tata ruang fasilitas-fasilitas
produksi. Manajemen yang efektif juga mensyaratkan adanya usaha untuk secara
terus-menerus meningkatkan mutu dari setiap produk yang dihasilkan. Manajemen
mutu memaksa karyawan menentukan tingkat mutu yang diminta, untuk memikirkan
bagaimana proses produksi dapat direvisi guna mencapai tingkat mutu tersebut,
dan untuk secara kontinu mengawasi tingkat mutu dengan menggunakan beragam
metode pengendalian mutu.
Manajemen melibatkan
pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya ( misalnya
mesin) dengan cara yang paling baik guna mencapai rencana dan tujuan
perusahaan. Menurut survey yang dilakukan oleh Shareholder Surveys, pemegang
saham memandang manajemen dan visi jangka panjang yang baik adalah dua
karakteristik yang paling penting dari sebuah perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
tingkatan-tingkatan yang ada dalam manajemen?
2. Apa
fungsi-fungsi utama seorang manajer?
3. Apa
keahlian-keahlian yang dibutuhkan oleh manajer?
4. Apa
metode-metode yang dapat digunakan oleh manajer untuk memanfaatkan waktu mereka
secara efektif?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasikan
tingkatan-tingkatan manajemen.
2. Mengidentifikasikanfungsi-fungsi
utama seorang manajer.
3. Menguraikan
keahlian-keahlian yang dibutuhkan oleh seorang manajer.
4. Menguraikan
metode-metode yang dapat digunakan oleh manajer untuk memanfaatkan waktu mereka
secara efektif.
BAB
II
PEMBAHASAN
Keputusan
mengenai tingkatan-tigkatan manajemen yang dibutuhkan akan memengaruhi beban
menjalankan bisnis perusahaan. Keputusan mengenai fungsi dibutuhkan untuk
memastikan bahwa manajer dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diminta.
Keputusan mengenai keahlian manajer dibutuhkan untuk memastikan bahwa manajer
mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diperlukan. Keputusan mengenai
bagaimana manajer sebaiknya menggunakan waktunya dibutuhkan untuk dapat sebisa
mungkin memanfaatkan tenaga manajer tersebut sehingga perusahaan tidak perlu
merekrut terlalu banyak manajer.
2.1
Tingkatan-tingkatan Manajemen
Fungsi
manajer akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya dalam perusahaan. Manajemen puncak ( top management) meliputi jabatan-jabatan seperti misalnya,
presiden, direktur utama, direktur keuangan, dan wakil presiden. Para manajer
ini melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tujuan jangka panjang
perusahaan. Tanggung jawab: membuat pabrik baru untuk memperluas dan
meningkatkan penjualan, mengomunikasikan rencana-rencana tersebut kepada
seluruh manajer.
Manajemen tingkat menegah (middle management) sering kali bertanggung jawab atas
keputusan-keputusan jangka pendek perusahaan, karena manajer ini lebih dekat
dengan proses produksi. Manajemen tingkat menengah bertugas memecahkan masalah
dan mencari metode-metode baru untuk meningkatkan kinerja. Tanggung jawab:
menentukan berapa banyak karyawan yang akan direkrut, menentukan bagaimana
dapat mengenakan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan penjualan,
menentukan cara meningkatkan iklan guna meningkatakan penjualan, menentukan
bagaimana mendapat dana untuk mendanai ekspansi.
Manajer supervisor (supervisory management)
bisanya sangat terlibat dengan para karyawan yang melakukan proses
produksi sehari-hari. Para supervisor berhubungan dengan masalah-masalah
seperti absensi kerja dan keluhan-keluhan pelanggan. Tanggung jawab: melakukan
pembagian tugas kepada karyawan-karyawan baru yang direkrut, menentukan jadwal
waktu bagi para karyawan baru yang direkrut.
2.2
FUNGSI –FUNGSI MANAJER
Fungsi manajer dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Ø Perencanaan
Ø Pengorganisasian
Ø Kepemimpinan
Ø Pengendalian
2.2.1
PERENCANAAN
Fungsi
perencanaan (planning) mencerminkan persiapan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menghadapi kondisi-kondisi bisnis dimasa mendatang. Sebagai langkah
pertama dalam proses perencanaan, perusahaan akan membuat pernyataan misi (mission statement) yang akan menjabarkan tujuan
utamanya. Kebanyakan misi bersifat umum.
Rencana Strategis. Rencana strategis (strategic
plan) mengidentifikasikan fokus bisnis utama perusahaan untuk periode
jangka panjang. Rencana lebih terperinci daripada pernyataan misi perusahaan.
Rencana strategis biasanya juga meliputi tujuan dan strategi yang dapat
digunakan untuk mewujudkan misi perusahaan. Setelah perusahaan menentukan
misinya, maka perusahaan dapat mengembangkan berbagai rencana untuk mencapai
misi tersebut. Misi perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Perencanaan Taktis. Manajer puncak dan
manajer menengah juga terlibat dalam perencanaan
taktis (tactical planning) atau rencana skala kecil (diatas satu atau dua
tahun) yang konsisten dengan rencana strategi (jangka panjang) perusahaan.
Perencanaan taktis biasanya berfokus pada periode jangka pendek, seperti
misalnya tahun depan atau sekitar itu. Para manajer akan menilai kondisi
perekonomian, permintaan umum akan berbagai produk, tingkat persaingan diantara
perusahaan yang memproduksi produk tersebut, dan perubahan-perubahan teknologi.
Perencanaan Operasional. Perencanaan operasional (operational
planning) menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam waktu dekat
nanti (misalnya tahun depan) untuk mencapai rencana-rencana taktis. Sebuah
perusahaan rencana taktisnya adalah untuk meningkatkan penjualan, rencana
operasional dapat menyebutkan cara-cara bagaimana perusahaan tersebut bisa
meningkatkan penjualan. Jadi, rencana operasional bisa menyebutkan adanya
kenaikan jumlah dana yang dialokasikan untuk iklan dan perekrutan tenaga
penjualan tambahan. Tujuan operasional sedikit banyak tergantung pada tujuan
jangka panjang perusahaan. Ketika perusahaan melakukan perencanaan operasional,
mereka harus mengikuti kebijakan-kebijakan yang telah mereka buat, atau panduan
mengenai bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan. Kebanyakan kebijakan mengandung
prosedur, atau langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan
suatu kebijakan.
Perencanaan kontinjensi. Beberapa rencana
perusahaan mungkin tidak dapat difinalisasi sampai kondisi-kondisi bisnis
tertentu terpenuhi. Karena alasan ini, perusahaan akan menggunakan perencanaan
kontinjensi (contingency planning);
yaitu, perusahaan membuat rencan-rencana alternatif untuk berbagai kemungkinan
kondisi bisnis yang terjadi. Implementasi rencana itu akan bergantung pada
kondisi bisnis yang terjadi. Beberapa perencanaan kontinjensi dilakukan untuk
mempersiapkan perusahaan menghadapi kemungkinan krisis yang dapat terjadi.
Hubungan diantara Fungsi-fungsi Perencanaan.
Rencana taktis akan tergantung pada rencana strategis dan rencana operasional
didasarkan pada rencana taktis. Rencana kontinjensi menawarkan rencana
alternatif yang dapat dipertimbangkan disamping rencana operasional jika
terjadi situasi-situasi tertentu (misalnya permintaan atas produk yang lebih
rendah atau lebih tinggi daripada yang diantisipasi sebelumnya).
Perencanaan
jangka panjang
Pernyataan
misi (tujuan utama) dan rencana strategis.
|
Perencanaan
Taktis
Tujuan
untuk tahun depan yang konsisten dengan rencana strategis.
|
Perencanaan
Operasional
Membuat
rencana untuk melakukan bisnis dengan cara yang dapat mencapai rencana
taktis.
|
Perencanaan
Kontinjensi
Membuat
rencana-rencana alternatif untuk melakukan bisnis sebagai antisipasi atas
berbagai macam situasi yang dapat terjadi.
|
2.2.2
PENGORGANISASIAN
Fungsi
pengorganisasian (organizing) meliputi organisasi
karyawan dan sumber daya-sumber daya lainnya melalui cara yang konsisten dengan
tujuan perusahaan. Setelah tujuan perusahaan dibuat (dari fungsi perencanaan),
sumber daya akan diperoleh dan dikelola untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi
pengorganisasian terjadi secara kontinu pada sepanjang hidup perusahaan. Fungsi
ini khususnya memiliki arti penting bagi perusahaan yang sering melakukan
restrukturisasi atas operasinya. Perubahan-perubahan organisasional seperti
misalnya penciptaan jabatan baru atau promosi seorang karyawan dapat sering
dilakukan. Perubahan-perubahan seperti ini bahkan dapat menyebabkan perlunya
dilakukan revisi pada alokasi pekerjaan karyawan yang jabatannya tidak berubah.
2.2.3
KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan (leading) adalah proses memengaruhi kebiasaan-kebiasaan orang lain
demi mencapai tujuan bersama. Proses ini dapat meliputi komunikasi mengenai
pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dan kemungkinan metode-metode yang
dapat dilakukan untuk menyelesaikan penugasan-penugasan tersebut. Fungsi
kepemimpinan tidak hanya berhubungan dengan instruksi-instruksi mengenai
bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, namun juga insentif untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut secara benar dan cepat. Salah satu metode yang
dapat memotivasi karyawan adalah dengan mendelegasikan wewenang dengan
memberikan tanggung jawab yang lebih besar pada karyawan, sehingga dapat
mendorong karyawan untuk lebih membanggakan pekerjaan dan meningkatkan harga
diri mereka. Agar manajer dapat menjadi pemimpin yang efektif, mereka perlu
memiliki inisiatif (initiative), yaitu kemauan untuk
mengambil tindakan. Manajer yang memiliki banyak keahlian namun kurang memiliki
inisiatif dapat menjadi tidak begitu efektif.
Gaya
Kepemimpinan. Meskipun semua manajemen memiliki gaya
kepemimpinan mereka masing-masing, gaya-gaya tersebut biasanya dapat
diklasifikasikan menjadi autokrasi, bebas kendali, atau partisipatif. Manajer
yang menggunakan gaya autokrasi
tetap mempertahankan wewenang penuh dalam pengambilan keputusan : karyawan
tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit masukan. Manajer yang autokrasi
mungkin percaya bahwa para karyawan tidak dapat memberi masukan yang memberikan
kontribusi pada keputusan yang diambil. Manajer yang menggunakan gaya manajemen
bebas kendali mendelegasikan
sebagian besar wewenangnya pada para karyawan. Gaya ini adalah lawan ekstrim
dari gaya autokrasi. Para manajer bebas kendali mengomonikasikan tujuan pada
para karyawan namun membolehkan karyawan untuk memilih bagaimana cara mencapai
tujuan tersebut. Dalam gaya kepemimpinan partisipatif
atau disebut juga demokratis, para pemimpin menerima beberapa masukan karyawan
namun biasanya menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk mengambil
keputusan. Gaya ini mensyaratkan seringnya komunikasi anara manajer dan
karyawan. Manajer memperkenankan para karyawan menyampaikan pendapat mereka
tapi tidak memaksa karyawan untuk membuat pengambilan keputusan yang penting.
2.2.4
PENGENDALIAN
Fungsi pengendalian (controlling) melibatkan pengawasan dan evaluasi pekerjaan.
Mengevaluasi pekerjaan, manajer sebaiknya mengukur kinerja sebagai perbandingan
dengan standar dan ekspektasi yang telah mereka tentukan. Jadi, fungsi
pengendalian akan menilai apakah rencana-rencana yang dibuat dalam fungsi
perencanaan telah tercapai. Fungsi pengendalian memungkinkan dilakukannya
evaluasi secara kontinu sehingga perusahaan dapat memastikan bahwa ia telah
mengikuti arah yang diinginkan untuk mencapai rencana strategisnya.
Pengendalian
oleh Investor. Tata kelola perusahaan melibatkan
pengawasan atau tata kelola oleh manajemen perusahaan. Manajer puncak secara
tidak langsung dikendalikan oleh proses tata kelola perusahaan. Investor dari
perusahaan terbuka mencoba untuk memastikan bahwa manajer membuat
keputusan-keputusan yang efektif yang akan memaksimalkan kinerja dan nilai
perusahaan. Investor memiliki pengaruh atas manajemen karena mereka dapat
menyampaikan keluhan kepada dewan direksi atau kepada para eksekutif jika
manajer membuat keputusan yang buruk.
Pengendalian
atas Pelaporan. Tujuan lain dari proses pengendalian
adalah untuk memastikan pelaporan yang akurat dalam perusahaan. Investor
memiliki kendali atas manajemen sebuah perusahaan dengan meninjau laporan
keuangan yang diterbitkan secara triwulanan oleh perusahaan. Beberapa
perusahaan terbuka telah menggunakan prosedur-prosedur pelaporan yang secara
sengaja membesar-besarkan pendapatan atau laba selama jangka waktu tertentu.
Pelaporan yang tidak akurat seperti ini dapat menyesatkan investor yang mencoba
untuk mengawasi manajemen perusahaan dengan membuat manajemen terlihat lebih
baik daripada kondisi yang sebenarnya.
2.2.5
Integrasi Fungsi-fungsi Manajemen
Dalam suatu bisnis, pemilik sering kali dapat
melakukan seluruh fungsi-fungsi manajemen. Seorang pemilik dari suatu bisnis
dapat merevisi rencana strategis (fungsi perencanaan), melakukan organisasi
ulang fasilitas produksi perusahaan (fungsi pengorganisasian), memberikan
tugas-tugas baru pada karyawan (funsi kepemimpinan), dan kemudian menilai
apakah semua revisi tersebut mengarah pada hasil yang dapat diterima (fungsi
pengawasan).
2.2.6
Menggunakan Teknologi dan Piranti Lunak untuk Meningkatakn Fungsi-fungsi
Manajemen
Teknologi
memfasilitasi integrasi fungsi-fungsi manajemen. Fungsi perencanaan dapat
dengan mudah melibatkan masukan dari berbagai manajer melalui jaringan online. Setelah rencana dibuat, mereka
dapat segera dikomunikasikan pada para manajer diseluruh kantor atau pabrik.
Selanjutnya, para manajer memutuskan cara merealisasikan rencana-rencana yang
telah dibuat. Mereka kemudian melakukan fungsi kepemimpinan dengan memberikan
instruksi pada para karyawan. Mereka dapat memberikan instruksi umum secara online dan instruksi-instruksi lainnya
ditingkat yang lebih pribadi. Terakhir, jaringan online dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi pengendalian.
Ketika karyawan melaksanakan pekerjaanya, manajer mereka akan mendapatkan
informasi mengenai jumlah output yang diproduksi, dan mereka menyampaikan
informasi tersebut pada manajer-manajer puncak yang awalnya membuat rencana
tersebut. Jika operasi tidak berjalan sesuai dengan rencana, hal ini akan
terdeteksi dalam fungsi pengendalian.
2.2.7
Piranti Lunak untuk Meningkatkan Fungsi Manajemen
Belakangan ini banyak dikembangkan paket-paket
piranti lunak komputer untuk membantu manajer melakukan fungsi-fungsi mereka
secara lebih efisien. Piranti lunak ini mendukung berbagai macam aktifitas,
termasuk yang disebutkan berikut ini:
ü Perekrutan Karyawan.
Pirantilunak untuk menyeleksi lamaran-lamaran pekerjaan, yang didasarkan atas
prinsip-prinsip psikologi, dapat digunakan untuk menilai sikap dan potensi
kecocokan dengan perusahaan.
ü Evaluasi Karyawan.
Menilai dan mengevaluasi karyawan telah lama menjadi salah satu pekerjaan
sensitif yang ditakuti oleh banyak manajer. Tersedia piranti lunak yang dapat
membantu manajer membuat dan menulis penilaian, sekaligus mencatat kemajuan
karyawan mencapai tujuan. Piranti lunak seperti ini dapat membantu manajer
melakukan proses penilaian dan dapat sangat berharga dalam mendokumentasikan
kinerja yang buruk yang menyebabkan dipecatnya seorang karyawan.
ü Manajemen Umum.
Tersedia beragam piranti lunak yang dapat digunakan untuk membantu para manajer
dalam aktivitas manajemen sehari-hari. Piranti tersebut antara lain:paranti
lunak kalender dan penjadwalan, piranti lunak personalia, piranti lunak
manajemen kontak, piranti lunak keuangan, dll.
ü Negosiasi.
Telah dikembangkan sejumlah paket piranti lunak yang menerapkan model-model
psikologis dalam membantu manajer membuat strategi-strategi negosiasi pada
berbagai situasi. Desain piranti lunak ini didasarkan atas prinsip bahwa kita
sebaiknya menerapkan gaya-gaya negosiasi yang berbeda ketika berhadapan dengan
jenis individu yang berlainan.
ü Pengambilan Keputusan.
Semakin banyak jumlah paket piranti lunak yang dirancang untuk membantu manajer
membuat keputusan dengan lebih rasional. Dengan menggunakan teknik-teknik
pengambilan keputusan yang telah teruji, piranti lunak tersebut memaksa manajer
untukmengidentifikasi dan memprioritaskan berbagai alternatif sedemikian rupa
sehingga mereka dapat disusun peringkatnya dengan cara yang konsisten secara
internal.
ü Kreativitas.
Beberapa piranti lunak didesain untuk merangsang kreativitas manajerial.
Paket-paket seperti ini manerapkan teknik-teknik yang diambil dari penelitian brainstorming dan juga dapat menerapkan
sesi-sesi tanya jawab yang dirancang untuk memberikan inspirasi ide-ide baru
kepada para manajer.
2.3
Keahlian Manajerial
Untuk dapat bekerja dengan baik, manajer mengandalkan
empat jenis keahlian:
·
Keahlian Konseptual
·
Keahlian Interpersonal
·
Keahlian Teknis
·
Keahlian Pengambilan Keputusan
2.3.1
Keahlian Konseptual
Manajer dengan keahlian
konseptual (conceptual skill),
yang disebut juga keahlian analitis, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan
yang terdapat diantara berbagai pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Mereka dapat
melihat bagaimana seluruh potongan cocok satu sama lain. Keahlian konseptual
umumnya digunakan oleh manajer puncak dan manajer tingkat menengah yang tidak
terlibat secara langsung dalam proses perakitan produksi. Keahlian ini
diperlukan untuk dapat secara optimal memanfaatkan karyawan dan sumber
daya-sumber daya lainnya dengan cara yang dapat mencapai tujuan perusahaan.
Manajer dengan keahlian konseptual yang baik cenderung kreatif dan bersedia
untuk mempertimbangkan berbagai macam metode dalam mencapai tujuannya. Kehlian
konseptual digunakan untuk memahami bagaimana tingkat produksi harus cukup
besar untuk dapat memenuhi permintaan dan bagaimana permintaan akan dipengaruhi
oleh keputusan-keputusan pemasaran perusahaan.
2.3.2
Keahlian Interpersonal
Hampir
seluruh manajer melakukan pekerjaan yang membutuhkan keahlian interpersonal (interpersonal
skill) yang baik, yang disebut juga keahlian berkomunikasi, yaitu keahlian
yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan karyawan.
Berkomunikasi
dengan Pelanggan. Banyak manajer harus melakukan
komunikasi dengan pelanggan untuk memastikan tercapainya kepuasan. Mereka
mendengarkan keluhan-keluhan pelanggan dan mencoba untuk memberikan respons
dengan cara yang dapat diterima. Dengan berkomunikasi dengan pelanggan, manajer
dapat mengetahui masalah perusahaan yang berhubungan dengan pelanggan, sehingga
manajer dapat memperbaikinya. Salah satu keahlian interpersonal yang paling
penting adalah kemampuan untuk memberikan pertanyaan. Tanpa keahlian ini, latar
belakang di balik ketidakpuasan pelanggan atau karyawan mungkin tidak akan
terungkap.
Berkomunikasi
dengan karyawan. Manajer harus secara jelas
mengomunikasikan penugasan pada karyawan dan harus berkomunikasi dengan
karyawan yang telah membuat kesalahan dalam pekerjaan sehingga mereka dapat di
koreksi. Selain itu, manajer harus mendengarkan keluhan-keluhan dari karyawan
dan mencoba untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Manajer tingkat
menengah dan manajer puncak yang menggunakan keahlian interpersonal yang baik
dalam berkomunikasi dengan tingkat manajemen yang lebih rendah akan dapat
memperoleh informasi lebih baik mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam
perusahaan. Keahlian interpersonal sering kali digunakan oleh manajer-manajer puncak
dan manajer tingkat menengah ketika mereka harus membuat keputusan yang
didasarkan atas informasi yang diberikan oleh manajer lain.
2.3.3
Keahlian Teknis
Manajer membutuhkan keahlian teknis (technical
skill) untuk memahami jenis-jenis pekerjaan yang mereka kelola. Manajer
yang lebih dekat dengan proses produksi aktual akan lebih sering menggunakan
keahlian teknis mereka daripada manajer tingkat yang lebih tinggi. Pemahaman
teknis merupakan suatu hal yang penting bagi seluruh manajer yang mengevaluasi
ide-ide produk baru atau terlibat dalam pemecahan masalah. Banyak perusahaan
menggunakan teknologi untuk membantu manajer-manajernya meningkatakan keahlian
teknis mereka. Keahlian teknis digunakan untuk memahami bagaimana
komponen-komponen harus dirakit untuk menghasilkan suatu pruduk; digunakan pula
untuk memahami bagaimana mesin dan peralatan sebaiknya digunakan.
2.3.4
Keahlian Mengambil Keputusan
Manajer membutuhkan keahlian mengambil keputusan (decision-making
skill) sehingga mereka dapat menggunakan informasi apa yang ada untuk
menentukan bagaimana sumber daya perusahaan sebaiknya dialokasikan. Jenis-jenis
keputusan yang diambil oleh manajer akan berbeda-beda tergantung dari
posisinya.
Langkah-langkah
Pengambilan Keputusan. Proses pengambilan keputusan
melibatkan beberapa tahapan yang spesifik. Pertama, setiap kemungkinan
keputusan yang konsisten dengan rencana strategis perusahaan sebaiknya
didentifikasikan. Kemudian, dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi-informasi
yang relevan dengan setiap kemungkinan keputusan.dengan menggunakan informasi
ini, biaya dan manfaat dari setiap kemungkinan keputusan akan dapat
diperkirakan. Dari perkiraan-perkiraan ini. Satu orang atau lebih manajer dapat
mengambil dan mengimplementasikan keputusan terbaik. Seiring dengan berlakunya
waktu, keputusan ini sebaiknya dievaluasi untuk meliahat apakah perlu dilakukan
perubahan. Keahlian mengambil keputusan digunakan untuk menentukan apakah
perusahaan sebaiknya melakukan ekspansi, mengubah kebijakan harga, merekrut
lebih banyak karyawan, atau memperoleh pendanaan lagi; pengambilan keputusan
yang tepat memerlukan dilakukannya suatu penilaian atas biaya dan manfaat dari
berbagai kemungkinan keputusan yang dapat diimplementasikan.
2.4
Bagaimana Manajer Mengelola Waktu
Manajer memiliki jumlah waktu yang terbatas untuk
dihabiskan mengelola berbagai sumber daya yang mereka miliki. Oleh karena itu,
mereka menggunakan manajemen waktu (time management), yang mengacu pada cara bagaimana manajer
mengalokasikan waktu mereka ketika mengelola berbagai pekerjaan. Meskipun tidak
ada rumusan tunggal yang sempurna untuk menggunakan waktu secara efisien,
berikut adalah panduan-panduan yang sebaiknya diikuti:
Ø Menyusun
prioritas dengan tepat.
Ø Menjadwalkan
interval waktu yang panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting.
Ø Meminimalisasi
gangguan.
Ø Membuat
tujuan-tujuan jangka pendek.
Ø Mendelegasikan
sebagian pekerjaan pada karyawan.
2.4.1
Menyusun Prioritas dengan Tepat
Salah satu alasan utama dibalik masalah manajemen
waktu adalah bahwa manajer melupakan peran yang mereka miliki. Manajemen waktu
adalah masalah prioritas. Manajer yang menyusun prioritas menurut apa yang
terbaik bagi perusahaan, daripada menurut apa yang lebih mereka sukai, akan
lebih sukses. Para manajer harus lebih mementingkan tujuan perusahaan yang akan
dicapai.
2.4.2
Menjadwalkan Interval Waktu yang Panjang untuk Pekerjaan-pekerjaan Penting
Manajer mungkin dapat menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan penting secara efisien dengan menjadwalkan
interval-interval waktu yang panjang (blok) untuk memusatkan diri pada
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dalam setiap blok, manajer dapat memusatkan
seluruh perhatian mereka pada pekerjaan-pekerjaan penting. Mereka akan lebih
efisien jika dapat memusatkan perhatian pada masalah dalam interval yang lebih
panjang. Strtegi terbaik untuk suatu pekerjaan yang membutuhkan lebih dari satu
hari kerja yaitu dengan sepenuhnya memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebut
sampai selesai.
2.4.3
Meminimalisasi Gangguan
Hampir seluruh manajer menghadapi gangguan di
sepanjang hari kerja normal mereka. Beberapa masalah membutuhkan perhatian
langsung, namun beberapa yang lain dapat ditunda belakangan. Manajer sebaiknya
tetap memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan dan
menghindari gangguan yang tidak diperkirakan (kecuali bagi hal-hal darurat).
Beberapa manajer memiliki kecenderungan alamiah untuk menciptakan gangguan
mereka sendiri.
2.4.4
Membuat Tujuan Jangka Pendek
Suatu masalah umum bagi manajer adalah memenuhi
tenggat waktu, khususnya pada pekerjaan-pekerjaan penting. Manajer sebaiknya
membuat sasaran-sasaran jangka pendek sehingga mereka dapat menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan penting secara bertahap.
2.4.5
Mendelegasikan Sebagian Pekerjaan kepada Karyawan
Manajer
memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
diserahkan kepadanya. Jika mereka dapat mendelegasikan sebagian wewenang kepada
para karyawannya, mereka akan memilki lebih banyak waktu untuk menjadi kreatif.
Dengan melekukan delegasi, manajer bahkan dapat meningkatakan kepuasan kerja
dari para karyawannya yang menginginkan tanggung jawab tambahan. Namun, manajer
sebaiknya hanya mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditangani oleh
karyawan tersebut saja.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
1. Tingkatan-tingkatan manajemen adalah:
Ø Manajemen
puncak, yang berkonsentrasi pada tujuan-tujuan jangka panjang perusahaan.
Ø Manajemen
tingkat menengah, yang bertanggung jawab atas keputusan-keputusan jangka pendek
dan jangka menengah.
Ø Manajemen
sopervisor, yang sangat terlibat dengan para karyawan yang melakukan proses
produksi sehari-hari.
2. Fungsi-fungsi utama
manajemen adalah:
Ø Merencanakan
masa depan (tujuan),
Ø Mengorganisasikan
sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan,
Ø Memimpin
para karyawan dengan memberikan instruksi kepada mereka mengenai bagaimana
mereka sebaiknya menyelesaikan berbagai pekerjaan yang diberikan,
Ø Melakukan
pengendalian, yang meliputi pengawasan dan pengevaluasian pekerjaan-pekerjaan
karyawan.
3. Keahlian-keahlian
manajerial terpenting yang dibutuhkan adalah:
Ø Keahlian
konseptual, yang digunakan untuk memahami hubungan yang terdapat diantara
berbagai pekerjaan.
Ø Keahlian
interpersonal, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan karyawan-karyawan lain
dan dengan pelanggan.
Ø Keahlian
teknis, yang digunakan untuk melekukan pekerjaan dari ke hari secara spesifik,
seperti misalnya keahlian akuntansi untuk membuat laporan keuangan atau
keahlian listrik untuk memahami bagaimana pengaturan pengabelan suatu produk.
Ø Keahlian
mengambil keputusan, yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif pilihan
dari alokasi sumber daya-sumber daya perusahaan.
4 Beberapa
panduan-panduan penting dari manajemen waktu yang efektif adalah:
Ø Menyusun
prioritas dengan tepat untuk menempatkan fokus pada tanggung jawab pekerjaan
yang terpenting.
Ø Menjadwalkan
interval waktu yang lebih panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting agar dapat
memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebut hingga selesai.
Ø Meminimalisasi
gangguan agar dapat menyelesaikan penugasan.
Ø Membuat
tujuan jangka pendek agar dapat menyelesaikan proyek-proyek jangka panjang
secara bertahap.
Ø Mendelegasikan
pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan sendiri oleh karyawan
Keputusan sebuah perusahaan sehubungan dengan
konsep-konsep manajerial yang dirangkum di sini akan memengaruhi kinerjanya.
Keputusan-keputusannya yang berehubungan dengan penggunaan lapisan-lapisan
manajemen akan memengaruhi biaya pengelolaan bisnis. Penggunaan fungsi-fungsi
dan keahlian-keahlian manajerial akan memengaruhi biaya produksinya.
Kemampuan-kemampuan manajernya untuk mengelola waktu akan memengaruhi efisiensi
produksinya. Secara keseluruhan, sebuah perusahaan dengan manajemen yang
efektif akan berjalan lebih mulus, yang mengakibatkan biaya produksi yang lebih
rendah dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan
kinerjanya.
Daftar
Pustaka
Madura, Jeff.2009.Introduction to Business “edisi 4”.Jakarta: Salemba Empat.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar