Senin, 22 September 2014

Pengantar Bisnis : Manajemen yang Efektif



Kata Pengantar
            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Berkat limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok membuat makalah pengantar bisnis. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu  selaku dosen pembimbing, yang telah membantu kami dalam penyusunan tugas kelompok kami ini.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan agar para pembaca dapat memahami konsep dari “Manajemen yang Efektif”.Dalam penyusunan tugas makalah ini, penulis telah menghadapi berbagai hambatan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun dari luar. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharap kesediaan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang mendukung, agar kami bisa memperbaiki kesalahan kami.












Jombang, 17 Desember 2012


                                                                                                  Penulis



Daftar Isi

Halaman Judul..................................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2  Rumusan masalah...........................................................................................................2
1.3  Tujuan penulisan.............................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
            2.1 Tingkatan-tingkatan Manajemen......................................................................................3
            2.2 Fungsi-fungsi Manajer.....................................................................................................4
                  2.2.1 Perencanaan..........................................................................................................4
                  2.2.2 Pengorganisasian...................................................................................................6
                  2.2.3 Kepemimpinan......................................................................................................6
                  2.2.4 Pengendalian.........................................................................................................7
                  2.2.5 Integrasi Fungsi-fungsi Manajemen........................................................................7
  2.2.6 Menggunakan Teknologi dan Piranti Lunak untuk Meningkatkan Fungsi-fungsi Manajemen......................................................................................................................8
                   2.2.7 Piranti Lunak untuk Meningkatkan Fungsi Manajemen...........................................8
            2.3 Keahlian Manajerial........................................................................................................9
                  2.3.1 Keahlian Konseptual..............................................................................................9
                  2.3.2 Keahlian Interpersonal..........................................................................................10
                  2.3.3 Keahlian Teknis....................................................................................................10
                  2.3.4 Keahlian Mengambil Keputusan............................................................................11
            2.4 Bagaimana Manajer Mengelola Waktu...........................................................................11
                  2.4.1 Menyusun Prioritas dengan Tepat..........................................................................12
  2.4.2 Menjadwalkan Interval Waktu yang Panjang untuk Pekerjaan-pekerjaan  Penting............................................................................................................................12
                  2.4.3 Meminimalisasi Gangguan......................................................................................12
                  2.4.4 Membuat Tujuan Jangka Pendek...........................................................................12
                  2.4.5 Mendelegasikan Sebagian Pekerjaan kepada Karyawan........................................13
BAB III : PENUTUP
            3.1 Simpulan........................................................................................................................14
Daftar Pustaka.................................................................................................................................16
Lampiran.........................................................................................................................................17






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai manajemen yang efektif. Unsur-unsur tersebut adalah  mengetahui keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Manajemen yang efektif menuntut tanggung jawab pekerjaan diberikan secara tepat dalam struktur organisasi. Struktur organisasi memungkinkan dilakukannya pengendalian atas setiap pemberian pekerjaan sehingga seluruh jenis tugas dapat diawasi. Struktur organisasi juga mencoba untuk memastikan masukan karyawan terhadap berbagai jenis pekerjaan dengan memberikan tambahan tanggung jawab kepada karyawan tersebut.
Manajemen yang efektif juga mensyaratkan adanya proses produksi yang efisien, yang antara lain melibatkan pemilihan lokasi pabrik serta desain dan tata ruang fasilitas-fasilitas produksi. Manajemen yang efektif juga mensyaratkan adanya usaha untuk secara terus-menerus meningkatkan mutu dari setiap produk yang dihasilkan. Manajemen mutu memaksa karyawan menentukan tingkat mutu yang diminta, untuk memikirkan bagaimana proses produksi dapat direvisi guna mencapai tingkat mutu tersebut, dan untuk secara kontinu mengawasi tingkat mutu dengan menggunakan beragam metode pengendalian mutu.
Manajemen melibatkan pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya ( misalnya mesin) dengan cara yang paling baik guna mencapai rencana dan tujuan perusahaan. Menurut survey yang dilakukan oleh Shareholder Surveys, pemegang saham memandang manajemen dan visi jangka panjang yang baik adalah dua karakteristik yang paling penting dari sebuah perusahaan.







1.2  Rumusan Masalah 
1.      Apa tingkatan-tingkatan yang ada dalam manajemen?
2.      Apa fungsi-fungsi utama seorang manajer?
3.      Apa keahlian-keahlian yang dibutuhkan oleh manajer?
4.      Apa metode-metode yang dapat digunakan oleh manajer untuk memanfaatkan waktu mereka secara efektif?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengidentifikasikan tingkatan-tingkatan manajemen.
2.      Mengidentifikasikanfungsi-fungsi utama seorang manajer.
3.      Menguraikan keahlian-keahlian yang dibutuhkan oleh seorang manajer.
4.      Menguraikan metode-metode yang dapat digunakan oleh manajer untuk memanfaatkan waktu mereka secara efektif.
















BAB II
PEMBAHASAN

            Keputusan mengenai tingkatan-tigkatan manajemen yang dibutuhkan akan memengaruhi beban menjalankan bisnis perusahaan. Keputusan mengenai fungsi dibutuhkan untuk memastikan bahwa manajer dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diminta. Keputusan mengenai keahlian manajer dibutuhkan untuk memastikan bahwa manajer mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan yang diperlukan. Keputusan mengenai bagaimana manajer sebaiknya menggunakan waktunya dibutuhkan untuk dapat sebisa mungkin memanfaatkan tenaga manajer tersebut sehingga perusahaan tidak perlu merekrut terlalu banyak manajer.

2.1 Tingkatan-tingkatan Manajemen
            Fungsi manajer akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya dalam perusahaan. Manajemen puncak ( top management) meliputi jabatan-jabatan seperti misalnya, presiden, direktur utama, direktur keuangan, dan wakil presiden. Para manajer ini melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Tanggung jawab: membuat pabrik baru untuk memperluas dan meningkatkan penjualan, mengomunikasikan rencana-rencana tersebut kepada seluruh manajer.
            Manajemen tingkat menegah (middle management)  sering kali bertanggung jawab atas keputusan-keputusan jangka pendek perusahaan, karena manajer ini lebih dekat dengan proses produksi. Manajemen tingkat menengah bertugas memecahkan masalah dan mencari metode-metode baru untuk meningkatkan kinerja. Tanggung jawab: menentukan berapa banyak karyawan yang akan direkrut, menentukan bagaimana dapat mengenakan harga yang lebih rendah untuk meningkatkan penjualan, menentukan cara meningkatkan iklan guna meningkatakan penjualan, menentukan bagaimana mendapat dana untuk mendanai ekspansi.
            Manajer supervisor (supervisory management)  bisanya sangat terlibat dengan para karyawan yang melakukan proses produksi sehari-hari. Para supervisor berhubungan dengan masalah-masalah seperti absensi kerja dan keluhan-keluhan pelanggan. Tanggung jawab: melakukan pembagian tugas kepada karyawan-karyawan baru yang direkrut, menentukan jadwal waktu bagi para karyawan baru yang direkrut.



2.2 FUNGSI –FUNGSI MANAJER
Fungsi manajer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Ø  Perencanaan
Ø  Pengorganisasian
Ø  Kepemimpinan
Ø  Pengendalian

2.2.1 PERENCANAAN
            Fungsi perencanaan (planning) mencerminkan persiapan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghadapi kondisi-kondisi bisnis dimasa mendatang. Sebagai langkah pertama dalam proses perencanaan, perusahaan akan membuat pernyataan misi (mission statement) yang akan menjabarkan tujuan utamanya. Kebanyakan misi bersifat umum.
Rencana Strategis. Rencana strategis (strategic plan) mengidentifikasikan fokus bisnis utama perusahaan untuk periode jangka panjang. Rencana lebih terperinci daripada pernyataan misi perusahaan. Rencana strategis biasanya juga meliputi tujuan dan strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan misi perusahaan. Setelah perusahaan menentukan misinya, maka perusahaan dapat mengembangkan berbagai rencana untuk mencapai misi tersebut. Misi perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Perencanaan Taktis. Manajer puncak dan manajer menengah juga terlibat dalam perencanaan taktis (tactical planning) atau rencana skala kecil (diatas satu atau dua tahun) yang konsisten dengan rencana strategi (jangka panjang) perusahaan. Perencanaan taktis biasanya berfokus pada periode jangka pendek, seperti misalnya tahun depan atau sekitar itu. Para manajer akan menilai kondisi perekonomian, permintaan umum akan berbagai produk, tingkat persaingan diantara perusahaan yang memproduksi produk tersebut, dan perubahan-perubahan teknologi.
Perencanaan Operasional. Perencanaan operasional (operational planning) menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam waktu dekat nanti (misalnya tahun depan) untuk mencapai rencana-rencana taktis. Sebuah perusahaan rencana taktisnya adalah untuk meningkatkan penjualan, rencana operasional dapat menyebutkan cara-cara bagaimana perusahaan tersebut bisa meningkatkan penjualan. Jadi, rencana operasional bisa menyebutkan adanya kenaikan jumlah dana yang dialokasikan untuk iklan dan perekrutan tenaga penjualan tambahan. Tujuan operasional sedikit banyak tergantung pada tujuan jangka panjang perusahaan. Ketika perusahaan melakukan perencanaan operasional, mereka harus mengikuti kebijakan-kebijakan yang telah mereka buat, atau panduan mengenai bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan. Kebanyakan kebijakan mengandung prosedur, atau langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan.
Perencanaan kontinjensi. Beberapa rencana perusahaan mungkin tidak dapat difinalisasi sampai kondisi-kondisi bisnis tertentu terpenuhi. Karena alasan ini, perusahaan akan menggunakan perencanaan kontinjensi (contingency planning); yaitu, perusahaan membuat rencan-rencana alternatif untuk berbagai kemungkinan kondisi bisnis yang terjadi. Implementasi rencana itu akan bergantung pada kondisi bisnis yang terjadi. Beberapa perencanaan kontinjensi dilakukan untuk mempersiapkan perusahaan menghadapi kemungkinan krisis yang dapat terjadi.
Hubungan diantara Fungsi-fungsi Perencanaan. Rencana taktis akan tergantung pada rencana strategis dan rencana operasional didasarkan pada rencana taktis. Rencana kontinjensi menawarkan rencana alternatif yang dapat dipertimbangkan disamping rencana operasional jika terjadi situasi-situasi tertentu (misalnya permintaan atas produk yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang diantisipasi sebelumnya).

Perencanaan jangka panjang

Pernyataan misi (tujuan utama) dan rencana strategis.
Perencanaan Taktis

Tujuan untuk tahun depan yang konsisten dengan rencana strategis.
Perencanaan Operasional


Membuat rencana untuk melakukan bisnis dengan cara yang dapat mencapai rencana taktis.

Perencanaan Kontinjensi

Membuat rencana-rencana alternatif untuk melakukan bisnis sebagai antisipasi atas berbagai macam situasi yang dapat terjadi.



2.2.2 PENGORGANISASIAN
            Fungsi pengorganisasian (organizing) meliputi organisasi karyawan dan sumber daya-sumber daya lainnya melalui cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Setelah tujuan perusahaan dibuat (dari fungsi perencanaan), sumber daya akan diperoleh dan dikelola untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi pengorganisasian terjadi secara kontinu pada sepanjang hidup perusahaan. Fungsi ini khususnya memiliki arti penting bagi perusahaan yang sering melakukan restrukturisasi atas operasinya. Perubahan-perubahan organisasional seperti misalnya penciptaan jabatan baru atau promosi seorang karyawan dapat sering dilakukan. Perubahan-perubahan seperti ini bahkan dapat menyebabkan perlunya dilakukan revisi pada alokasi pekerjaan karyawan yang jabatannya tidak berubah.

2.2.3 KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan (leading) adalah proses memengaruhi kebiasaan-kebiasaan orang lain demi mencapai tujuan bersama. Proses ini dapat meliputi komunikasi mengenai pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dan kemungkinan metode-metode yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan penugasan-penugasan tersebut. Fungsi kepemimpinan tidak hanya berhubungan dengan instruksi-instruksi mengenai bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, namun juga insentif untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara benar dan cepat. Salah satu metode yang dapat memotivasi karyawan adalah dengan mendelegasikan wewenang dengan memberikan tanggung jawab yang lebih besar pada karyawan, sehingga dapat mendorong karyawan untuk lebih membanggakan pekerjaan dan meningkatkan harga diri mereka. Agar manajer dapat menjadi pemimpin yang efektif, mereka perlu memiliki inisiatif (initiative), yaitu kemauan untuk mengambil tindakan. Manajer yang memiliki banyak keahlian namun kurang memiliki inisiatif dapat menjadi tidak begitu efektif.
Gaya Kepemimpinan. Meskipun semua manajemen memiliki gaya kepemimpinan mereka masing-masing, gaya-gaya tersebut biasanya dapat diklasifikasikan menjadi autokrasi, bebas kendali, atau partisipatif. Manajer yang menggunakan gaya autokrasi tetap mempertahankan wewenang penuh dalam pengambilan keputusan : karyawan tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit masukan. Manajer yang autokrasi mungkin percaya bahwa para karyawan tidak dapat memberi masukan yang memberikan kontribusi pada keputusan yang diambil. Manajer yang menggunakan gaya manajemen bebas kendali mendelegasikan sebagian besar wewenangnya pada para karyawan. Gaya ini adalah lawan ekstrim dari gaya autokrasi. Para manajer bebas kendali mengomonikasikan tujuan pada para karyawan namun membolehkan karyawan untuk memilih bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Dalam gaya kepemimpinan partisipatif atau disebut juga demokratis, para pemimpin menerima beberapa masukan karyawan namun biasanya menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk mengambil keputusan. Gaya ini mensyaratkan seringnya komunikasi anara manajer dan karyawan. Manajer memperkenankan para karyawan menyampaikan pendapat mereka tapi tidak memaksa karyawan untuk membuat pengambilan keputusan yang penting.

2.2.4 PENGENDALIAN
            Fungsi pengendalian (controlling) melibatkan pengawasan dan evaluasi pekerjaan. Mengevaluasi pekerjaan, manajer sebaiknya mengukur kinerja sebagai perbandingan dengan standar dan ekspektasi yang telah mereka tentukan. Jadi, fungsi pengendalian akan menilai apakah rencana-rencana yang dibuat dalam fungsi perencanaan telah tercapai. Fungsi pengendalian memungkinkan dilakukannya evaluasi secara kontinu sehingga perusahaan dapat memastikan bahwa ia telah mengikuti arah yang diinginkan untuk mencapai rencana strategisnya.
Pengendalian oleh Investor. Tata kelola perusahaan melibatkan pengawasan atau tata kelola oleh manajemen perusahaan. Manajer puncak secara tidak langsung dikendalikan oleh proses tata kelola perusahaan. Investor dari perusahaan terbuka mencoba untuk memastikan bahwa manajer membuat keputusan-keputusan yang efektif yang akan memaksimalkan kinerja dan nilai perusahaan. Investor memiliki pengaruh atas manajemen karena mereka dapat menyampaikan keluhan kepada dewan direksi atau kepada para eksekutif jika manajer membuat keputusan yang buruk.
Pengendalian atas Pelaporan. Tujuan lain dari proses pengendalian adalah untuk memastikan pelaporan yang akurat dalam perusahaan. Investor memiliki kendali atas manajemen sebuah perusahaan dengan meninjau laporan keuangan yang diterbitkan secara triwulanan oleh perusahaan. Beberapa perusahaan terbuka telah menggunakan prosedur-prosedur pelaporan yang secara sengaja membesar-besarkan pendapatan atau laba selama jangka waktu tertentu. Pelaporan yang tidak akurat seperti ini dapat menyesatkan investor yang mencoba untuk mengawasi manajemen perusahaan dengan membuat manajemen terlihat lebih baik daripada kondisi yang sebenarnya.

2.2.5 Integrasi Fungsi-fungsi Manajemen
Dalam suatu bisnis, pemilik sering kali dapat melakukan seluruh fungsi-fungsi manajemen. Seorang pemilik dari suatu bisnis dapat merevisi rencana strategis (fungsi perencanaan), melakukan organisasi ulang fasilitas produksi perusahaan (fungsi pengorganisasian), memberikan tugas-tugas baru pada karyawan (funsi kepemimpinan), dan kemudian menilai apakah semua revisi tersebut mengarah pada hasil yang dapat diterima (fungsi pengawasan).

2.2.6 Menggunakan Teknologi dan Piranti Lunak untuk Meningkatakn Fungsi-fungsi Manajemen
 Teknologi memfasilitasi integrasi fungsi-fungsi manajemen. Fungsi perencanaan dapat dengan mudah melibatkan masukan dari berbagai manajer melalui jaringan online. Setelah rencana dibuat, mereka dapat segera dikomunikasikan pada para manajer diseluruh kantor atau pabrik. Selanjutnya, para manajer memutuskan cara merealisasikan rencana-rencana yang telah dibuat. Mereka kemudian melakukan fungsi kepemimpinan dengan memberikan instruksi pada para karyawan. Mereka dapat memberikan instruksi umum secara online dan instruksi-instruksi lainnya ditingkat yang lebih pribadi. Terakhir, jaringan online dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi pengendalian. Ketika karyawan melaksanakan pekerjaanya, manajer mereka akan mendapatkan informasi mengenai jumlah output yang diproduksi, dan mereka menyampaikan informasi tersebut pada manajer-manajer puncak yang awalnya membuat rencana tersebut. Jika operasi tidak berjalan sesuai dengan rencana, hal ini akan terdeteksi dalam fungsi pengendalian.

2.2.7 Piranti Lunak untuk Meningkatkan Fungsi Manajemen
Belakangan ini banyak dikembangkan paket-paket piranti lunak komputer untuk membantu manajer melakukan fungsi-fungsi mereka secara lebih efisien. Piranti lunak ini mendukung berbagai macam aktifitas, termasuk yang disebutkan berikut ini:
ü  Perekrutan Karyawan. Pirantilunak untuk menyeleksi lamaran-lamaran pekerjaan, yang didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi, dapat digunakan untuk menilai sikap dan potensi kecocokan dengan perusahaan.
ü  Evaluasi Karyawan. Menilai dan mengevaluasi karyawan telah lama menjadi salah satu pekerjaan sensitif yang ditakuti oleh banyak manajer. Tersedia piranti lunak yang dapat membantu manajer membuat dan menulis penilaian, sekaligus mencatat kemajuan karyawan mencapai tujuan. Piranti lunak seperti ini dapat membantu manajer melakukan proses penilaian dan dapat sangat berharga dalam mendokumentasikan kinerja yang buruk yang menyebabkan dipecatnya seorang karyawan.
ü  Manajemen Umum. Tersedia beragam piranti lunak yang dapat digunakan untuk membantu para manajer dalam aktivitas manajemen sehari-hari. Piranti tersebut antara lain:paranti lunak kalender dan penjadwalan, piranti lunak personalia, piranti lunak manajemen kontak, piranti lunak keuangan, dll.
ü  Negosiasi. Telah dikembangkan sejumlah paket piranti lunak yang menerapkan model-model psikologis dalam membantu manajer membuat strategi-strategi negosiasi pada berbagai situasi. Desain piranti lunak ini didasarkan atas prinsip bahwa kita sebaiknya menerapkan gaya-gaya negosiasi yang berbeda ketika berhadapan dengan jenis individu yang berlainan.
ü  Pengambilan Keputusan. Semakin banyak jumlah paket piranti lunak yang dirancang untuk membantu manajer membuat keputusan dengan lebih rasional. Dengan menggunakan teknik-teknik pengambilan keputusan yang telah teruji, piranti lunak tersebut memaksa manajer untukmengidentifikasi dan memprioritaskan berbagai alternatif sedemikian rupa sehingga mereka dapat disusun peringkatnya dengan cara yang konsisten secara internal.
ü  Kreativitas. Beberapa piranti lunak didesain untuk merangsang kreativitas manajerial. Paket-paket seperti ini manerapkan teknik-teknik yang diambil dari penelitian brainstorming dan juga dapat menerapkan sesi-sesi tanya jawab yang dirancang untuk memberikan inspirasi ide-ide baru kepada para manajer.

2.3 Keahlian Manajerial
Untuk dapat bekerja dengan baik, manajer mengandalkan empat jenis keahlian:
·         Keahlian Konseptual
·         Keahlian Interpersonal
·         Keahlian Teknis
·         Keahlian Pengambilan Keputusan

2.3.1 Keahlian Konseptual
Manajer dengan keahlian konseptual (conceptual skill), yang disebut juga keahlian analitis, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan yang terdapat diantara berbagai pekerjaan dalam sebuah perusahaan. Mereka dapat melihat bagaimana seluruh potongan cocok satu sama lain. Keahlian konseptual umumnya digunakan oleh manajer puncak dan manajer tingkat menengah yang tidak terlibat secara langsung dalam proses perakitan produksi. Keahlian ini diperlukan untuk dapat secara optimal memanfaatkan karyawan dan sumber daya-sumber daya lainnya dengan cara yang dapat mencapai tujuan perusahaan. Manajer dengan keahlian konseptual yang baik cenderung kreatif dan bersedia untuk mempertimbangkan berbagai macam metode dalam mencapai tujuannya. Kehlian konseptual digunakan untuk memahami bagaimana tingkat produksi harus cukup besar untuk dapat memenuhi permintaan dan bagaimana permintaan akan dipengaruhi oleh keputusan-keputusan pemasaran perusahaan.



2.3.2 Keahlian Interpersonal
 Hampir seluruh manajer melakukan pekerjaan yang membutuhkan keahlian interpersonal (interpersonal skill) yang baik, yang disebut juga keahlian berkomunikasi, yaitu keahlian yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan karyawan.
Berkomunikasi dengan Pelanggan. Banyak manajer harus melakukan komunikasi dengan pelanggan untuk memastikan tercapainya kepuasan. Mereka mendengarkan keluhan-keluhan pelanggan dan mencoba untuk memberikan respons dengan cara yang dapat diterima. Dengan berkomunikasi dengan pelanggan, manajer dapat mengetahui masalah perusahaan yang berhubungan dengan pelanggan, sehingga manajer dapat memperbaikinya. Salah satu keahlian interpersonal yang paling penting adalah kemampuan untuk memberikan pertanyaan. Tanpa keahlian ini, latar belakang di balik ketidakpuasan pelanggan atau karyawan mungkin tidak akan terungkap.
Berkomunikasi dengan karyawan. Manajer harus secara jelas mengomunikasikan penugasan pada karyawan dan harus berkomunikasi dengan karyawan yang telah membuat kesalahan dalam pekerjaan sehingga mereka dapat di koreksi. Selain itu, manajer harus mendengarkan keluhan-keluhan dari karyawan dan mencoba untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Manajer tingkat menengah dan manajer puncak yang menggunakan keahlian interpersonal yang baik dalam berkomunikasi dengan tingkat manajemen yang lebih rendah akan dapat memperoleh informasi lebih baik mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan. Keahlian interpersonal sering kali digunakan oleh manajer-manajer puncak dan manajer tingkat menengah ketika mereka harus membuat keputusan yang didasarkan atas informasi yang diberikan oleh manajer lain.

2.3.3 Keahlian Teknis
Manajer membutuhkan keahlian teknis (technical skill) untuk memahami jenis-jenis pekerjaan yang mereka kelola. Manajer yang lebih dekat dengan proses produksi aktual akan lebih sering menggunakan keahlian teknis mereka daripada manajer tingkat yang lebih tinggi. Pemahaman teknis merupakan suatu hal yang penting bagi seluruh manajer yang mengevaluasi ide-ide produk baru atau terlibat dalam pemecahan masalah. Banyak perusahaan menggunakan teknologi untuk membantu manajer-manajernya meningkatakan keahlian teknis mereka. Keahlian teknis digunakan untuk memahami bagaimana komponen-komponen harus dirakit untuk menghasilkan suatu pruduk; digunakan pula untuk memahami bagaimana mesin dan peralatan sebaiknya digunakan.


2.3.4 Keahlian Mengambil Keputusan
Manajer membutuhkan keahlian mengambil keputusan (decision-making skill) sehingga mereka dapat menggunakan informasi apa yang ada untuk menentukan bagaimana sumber daya perusahaan sebaiknya dialokasikan. Jenis-jenis keputusan yang diambil oleh manajer akan berbeda-beda tergantung dari posisinya.
Langkah-langkah Pengambilan Keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa tahapan yang spesifik. Pertama, setiap kemungkinan keputusan yang konsisten dengan rencana strategis perusahaan sebaiknya didentifikasikan. Kemudian, dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan setiap kemungkinan keputusan.dengan menggunakan informasi ini, biaya dan manfaat dari setiap kemungkinan keputusan akan dapat diperkirakan. Dari perkiraan-perkiraan ini. Satu orang atau lebih manajer dapat mengambil dan mengimplementasikan keputusan terbaik. Seiring dengan berlakunya waktu, keputusan ini sebaiknya dievaluasi untuk meliahat apakah perlu dilakukan perubahan. Keahlian mengambil keputusan digunakan untuk menentukan apakah perusahaan sebaiknya melakukan ekspansi, mengubah kebijakan harga, merekrut lebih banyak karyawan, atau memperoleh pendanaan lagi; pengambilan keputusan yang tepat memerlukan dilakukannya suatu penilaian atas biaya dan manfaat dari berbagai kemungkinan keputusan yang dapat diimplementasikan.

2.4 Bagaimana Manajer Mengelola Waktu
Manajer memiliki jumlah waktu yang terbatas untuk dihabiskan mengelola berbagai sumber daya yang mereka miliki. Oleh karena itu, mereka menggunakan manajemen waktu (time management), yang mengacu pada cara bagaimana manajer mengalokasikan waktu mereka ketika mengelola berbagai pekerjaan. Meskipun tidak ada rumusan tunggal yang sempurna untuk menggunakan waktu secara efisien, berikut adalah panduan-panduan yang sebaiknya diikuti:
Ø  Menyusun prioritas dengan tepat.
Ø  Menjadwalkan interval waktu yang panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting.
Ø  Meminimalisasi gangguan.
Ø  Membuat tujuan-tujuan jangka pendek.
Ø  Mendelegasikan sebagian pekerjaan pada karyawan.




2.4.1 Menyusun Prioritas dengan Tepat
Salah satu alasan utama dibalik masalah manajemen waktu adalah bahwa manajer melupakan peran yang mereka miliki. Manajemen waktu adalah masalah prioritas. Manajer yang menyusun prioritas menurut apa yang terbaik bagi perusahaan, daripada menurut apa yang lebih mereka sukai, akan lebih sukses. Para manajer harus lebih mementingkan tujuan perusahaan yang akan dicapai.

2.4.2 Menjadwalkan Interval Waktu yang Panjang untuk Pekerjaan-pekerjaan Penting
Manajer mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting secara efisien dengan menjadwalkan interval-interval waktu yang panjang (blok) untuk memusatkan diri pada pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dalam setiap blok, manajer dapat memusatkan seluruh perhatian mereka pada pekerjaan-pekerjaan penting. Mereka akan lebih efisien jika dapat memusatkan perhatian pada masalah dalam interval yang lebih panjang. Strtegi terbaik untuk suatu pekerjaan yang membutuhkan lebih dari satu hari kerja yaitu dengan sepenuhnya memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebut sampai selesai.

2.4.3 Meminimalisasi Gangguan
Hampir seluruh manajer menghadapi gangguan di sepanjang hari kerja normal mereka. Beberapa masalah membutuhkan perhatian langsung, namun beberapa yang lain dapat ditunda belakangan. Manajer sebaiknya tetap memusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan dan menghindari gangguan yang tidak diperkirakan (kecuali bagi hal-hal darurat). Beberapa manajer memiliki kecenderungan alamiah untuk menciptakan gangguan mereka sendiri.

2.4.4 Membuat Tujuan Jangka Pendek
Suatu masalah umum bagi manajer adalah memenuhi tenggat waktu, khususnya pada pekerjaan-pekerjaan penting. Manajer sebaiknya membuat sasaran-sasaran jangka pendek sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting secara bertahap.



2.4.5 Mendelegasikan Sebagian Pekerjaan kepada Karyawan
 Manajer memiliki waktu yang terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan kepadanya. Jika mereka dapat mendelegasikan sebagian wewenang kepada para karyawannya, mereka akan memilki lebih banyak waktu untuk menjadi kreatif. Dengan melekukan delegasi, manajer bahkan dapat meningkatakan kepuasan kerja dari para karyawannya yang menginginkan tanggung jawab tambahan. Namun, manajer sebaiknya hanya mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditangani oleh karyawan tersebut saja.




















BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Tingkatan-tingkatan manajemen adalah:
Ø  Manajemen puncak, yang berkonsentrasi pada tujuan-tujuan jangka panjang perusahaan.
Ø  Manajemen tingkat menengah, yang bertanggung jawab atas keputusan-keputusan jangka pendek dan jangka menengah.
Ø  Manajemen sopervisor, yang sangat terlibat dengan para karyawan yang melakukan proses produksi sehari-hari.
2. Fungsi-fungsi utama manajemen adalah:
Ø  Merencanakan masa depan (tujuan),
Ø  Mengorganisasikan sumber daya-sumber daya untuk mencapai tujuan,
Ø  Memimpin para karyawan dengan memberikan instruksi kepada mereka mengenai bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan berbagai pekerjaan yang diberikan,
Ø  Melakukan pengendalian, yang meliputi pengawasan dan pengevaluasian pekerjaan-pekerjaan karyawan.
3. Keahlian-keahlian manajerial terpenting yang dibutuhkan adalah:
Ø  Keahlian konseptual, yang digunakan untuk memahami hubungan yang terdapat diantara berbagai pekerjaan.
Ø  Keahlian interpersonal, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan karyawan-karyawan lain dan dengan pelanggan.
Ø  Keahlian teknis, yang digunakan untuk melekukan pekerjaan dari ke hari secara spesifik, seperti misalnya keahlian akuntansi untuk membuat laporan keuangan atau keahlian listrik untuk memahami bagaimana pengaturan pengabelan suatu produk.
Ø  Keahlian mengambil keputusan, yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif pilihan dari alokasi sumber daya-sumber daya perusahaan.
4  Beberapa panduan-panduan penting dari manajemen waktu yang efektif adalah:
Ø  Menyusun prioritas dengan tepat untuk menempatkan fokus pada tanggung jawab pekerjaan yang terpenting.
Ø  Menjadwalkan interval waktu yang lebih panjang untuk pekerjaan-pekerjaan penting agar dapat memusatkan perhatian pada pekerjaan tersebut hingga selesai.
Ø  Meminimalisasi gangguan agar dapat menyelesaikan penugasan.
Ø  Membuat tujuan jangka pendek agar dapat menyelesaikan proyek-proyek jangka panjang secara bertahap.
Ø  Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan sendiri oleh karyawan

Keputusan sebuah perusahaan sehubungan dengan konsep-konsep manajerial yang dirangkum di sini akan memengaruhi kinerjanya. Keputusan-keputusannya yang berehubungan dengan penggunaan lapisan-lapisan manajemen akan memengaruhi biaya pengelolaan bisnis. Penggunaan fungsi-fungsi dan keahlian-keahlian manajerial akan memengaruhi biaya produksinya. Kemampuan-kemampuan manajernya untuk mengelola waktu akan memengaruhi efisiensi produksinya. Secara keseluruhan, sebuah perusahaan dengan manajemen yang efektif akan berjalan lebih mulus, yang mengakibatkan biaya produksi yang lebih rendah dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan kinerjanya.    

















Daftar Pustaka

Madura, Jeff.2009.Introduction to Business “edisi 4”.Jakarta: Salemba Empat.






















LAMPIRAN
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar