BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin
berkembangnya dunia dari tahun-ketahun mengakibatkan banyak perubahan dalam
diri dunia Islam. Baik dari segi agama, pendidikan, politik dan seterusnya.
Terutama dalam bidang pendidikan, akibat adanya sikap serba boleh dan pemenjaan
dari orang tua, banyak anak-anak terjerumus pada pergaulan yang mengabaikan
syari'at. Banyak kaum wanita melupakan fitrohnya sebagai seorang ibu yang
berkewajiban mendidik putra-putrinya.
Sehingga
mengakibatkan dunia anak sia-sia. Pemberian andel yang cukup banyak dalam
kesia-siaan trsebut adalah metode pendidikan barat yang tampaknya telah menjadi
kiblat pendidikan kita. Sebenarnya islam mempunyai metode pendidikan yang
sempurna kepada umat manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu
dalam makalah ini kami akan sedikit membahas tentang metode-metode pendidikan
dalam islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian metode
pendidikan islam ?
2. Apakah sumber metode pendidikan
islam ?
3. Bagaimanakah metode dalam pendidikan
islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Metode
berasal dari dua perkataan yaitu meta
yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan[1][1].
Sementara itu , pendidikan merupakan
usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan
intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam
membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai
Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk
lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan
Al Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam
adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan
Islam[2][2].
Dalam
penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaiman seseorag
pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya denagn tujuan utama
pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap
sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan
proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil
guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui
teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab.
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar
berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar
mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian
tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi
pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan
peserta didik.
Tugas
utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian
keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan
meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir[3][3].
B. Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode
pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan
pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Oleh karena
itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan implikasin-implikasi metode
kependidikan dalam kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Gaya bahasa dan ungkapan yang
terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an menunjukkan fenomena bahwa
firman Allah itu mengandung nilai-nilai9 metode yang mempunyai corak dan ragam
sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial
adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan
secara metode, dan disesuaikan dengan kecenderuangan / kemampuan kejiwaan
manusia yang hidup dala situai dan kondisi tertentu yang berbeda-beda.
2. Dalam memberikan perintah dan
larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing
hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam tugas yang
sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan tanggung jawab
mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat Maha Pendidik.
Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual
anak didik, bila dilihat dari segi metode kandungan Al Qur’an diakui dan
dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan dalam pembidangan ilmu dan
ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan, maka bagi dinamika
perkembangan umat manusia itu sendiri.
3. Sistem pendekatan metode yang
dinyatakan Al-Qur’an adalah bersifat multi apprpach yang meliputi antara lain :
a. Pendekatan religius yang menitik
beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius
dengan bakat-bakat keagamaa.
b. Pendekatan filosofis yang memandang
bahwa manusia adalah makhluk rasional atau homo rationale, sehingga
segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana
kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal
perkembangannya.
c. Pendekatan sosio kultural yang
bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan
berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo sosius dan domo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkebudayaan.
Dengan demikian pengaruh lingkungan
masyarakat dan perkembangannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan
individualnya.
d. Pendekatan scientific yang
titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan
menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosional atau
effektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-sintetis
dan refleksi dalam berfikir[4][4].
C. Metode Pendidikan Islam
Pada
dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak
didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan
ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan
konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu
menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak
demikian kepada penghuni bumi lainnya[5][5].
Metode
yang dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1. Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
Adalah pendidikan dengan cara
berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al Qur’an dan hadits-hadits nabi.
Metode ini, disebut pula metode khiwar
yang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi
(bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriftif dan dialog naratif
(menggmbarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu
mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman).
untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika
mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
Dialog qur’ani merupakan
jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan orang lain
sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni :
a. Permasalahan yang disajikan secara
dinamis
b. Peserta dialog tertarik untuk terus
mengikuti jalannya percakapan itu
c. Dapat membangkitkan perasaan dan
menimbulkan kesan dalam jiwa
d. Topik pembicaraan yang disajikan
secara realistis dan manusiawi.
Dapat dirumuskan bahwa dialog
qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya
menanamkan iman pada diri seseorang,
sehingga sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.
2. Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode
kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa,
baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah
islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
Dalam
Al-qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan
dan umat masa lampau.muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam
Al-qur’an dikategorikan kedalam tiga bagian : pertama, kisah yang menunjukkan
tempat, tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa
dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian.ketiga, kisah
dalam bentuk dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan diman tempat
kejadiannya.
Pentingnya
metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan
memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan
mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis
terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah
dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran
terutama kepada orang-orang ayang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara
cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini
sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi
dan instruksi yang amat bernilai, dan
seoarang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap
yang merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani
dan Nabawi.
3. Metode Perumpamaan
Metode
ini, disebut pula metode “amsal” yakni
cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu
konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi
edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Dampak
edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a. Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang
abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh
konkrit dalam Al-Quran.
b. Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang
diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c. Membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada
analogis melalui penyebutan premis-premis.
d. Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan
mental manusia.
4. Metode keteladanan
Metode
ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran
dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik.
Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik.
Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara
pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru
dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk
menciptakan akhlak al-mahmudah kepada
peserta didik.
Acuan
dasar dalam berakhlak al-mahmudah adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang
merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan
anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif,
seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa
anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai
edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling
meyakinkan keberhasilannya dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan
sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam :
a. Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b. Berperilaku sesuaidengan nilai dan norma yang akan
ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
5. Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode
ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran
dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat)
sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta
memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan
prinsip-prinsip islam. Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada
mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai
kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih
melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat,
karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan
kepada pribadi tertentu.
6. Metode targhib dan tarhib
Metode
ini, disebut pula metode “ancaman” dan
atau “intimidasi” yagni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara
pendidik memberikan hukuman ats kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah
targhib dan tarhib dalam al-qur’an dan as-sunnah berarti ancaman atau
intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan
Rosulnya. jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman Allh melalui
penonjo;an salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar
mereka(peserta didik) teri9ngat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada
beberapa kelebihan yang palinh berkenaan dengan metode targhib dan tarhib inio
antara lain :
a. Targhib dan tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan
argumentasi.
b. Targhib dan tarhip disertai gambaran keindahan surgaynag
menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
c. Targhib dan tarhib islami bertumpu pada pengobatan emosa dan
pembinaan efeksi ketuhanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian
Metode
Metode berasal dari dua
perkataan yaitu meta yang artinya
melalui dan hodos yang artinya jalan
atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Sedangkan pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia
muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan
merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada
Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud
selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits.
2.
Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode
pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan
pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
3.
Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode
pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan
memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum
mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan
konsep-konsep pendepan Islam.
a.
Metode dialog Qur’ani dan Nabawi
b.
Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
c.
Metode Perumpamaan
d.
Metode Ibrah dan Mau’izhah
e.
Metode targhib dan tarhib
DAFTAR PUSTAKA
An
Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di
Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta :
Gema Insani. 1995.
Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat
Press,
2002.
Mujib,
Abdullah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter
Pratama Uffset. 2008.
Ubhiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 20
Maret 2012.
LAMPIRAN
[1][1] Nur Ubhiyati, Ilmu
Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), 99
[2][2] Arief Armai, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Press, 2002), 41
[4][4] Nur Ubhiyati, Ilmu
Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), 100
[5][5] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema
Insani, 1995), 204
[6][6]
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 20 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar